Kisah Sepasang Kucing Pengusir Hama Tikus Di Sawah


Kucing adalah hewan yang menggemaskan, mereka mudah sekali jinak dan akrab dengan manusia, akan tetapi tidak sedikit kucing yang nakal dan suka membuat kesal. Pada umumnya, kucing ketika melihat mangsanya akan timbul naluri berburunya, khususnya ketika melihat mangsa favoritnya, yaitu tikus. akan tetapi tak jarang juga ada kucing yang malah seolah takut dan enggan untuk memburu seekor tikus. Hal inilah yang membuat sebagian manusia merasa kesal kepadanya.

Sepasang Kucing Pengusir Hama Tikus Di Sawah

Namun tidak demikian dengan sepasang kucing milik seorang petani padi bernama Sudamto (69) di desa Krecek, Kecamatan Delanggu, Sleman. Ia berhasil memanfaatkan ketangkasan sepasang kucingnya untuk mengusir hama tikus di sawahnya. Bagaimanakah ceritanya? inilah kisah sepasang kucing pengusir hama tikus di sawah.

Cerita itu berawal tepatnya pada bulan Mei 2019, di awal bulan Ramadhan. ketika itu pasangan Sudamto dan istrinya, Ngadirah (65) sedang bekerja di sawah untuk melihat padi padinya yang baru ditanam beberapa pekan yang lalu. Kedua pasangan suami istri penggarap sawah berukuran 2,5 petak itu dikejutkan oleh ngeongan suara kucing di tepi sawahnya. Setelah dilihat ternyata ada dua ekor kucing kecil yang sepertinya kehilangan induknya, mungkin juga mereka dibuang pemiliknya di tepi sawah itu. Karena merasa iba dan kasihan, maka didekatilah 2 ekor kucing itu.

Kata Sudamto, dia ingin memelihara kedua kucing itu asalkan mau menjaga sawahnya dari serangan tikus, katanya pada selasa (16/7). Memang akhir akhir ini hama tikus di desanya semakin mengganas, terutama sejak bulan mei tahun ini. Banyak sekali lahan disekitar desanya yang diserang hama tikus tersebut, bahkan sampai di kecamatan lainnya.  Karena sebab itulah banyak petani yang gagal panen dan tidak mampu menanam ulang dikarenakan habisnya biaya.

Karena kondisi itulah yang membuat niatnya menjadi bulat untuk memutuskan memelihara kedua kucing kecil itu. Kucing jantan dan betina diberi nama Mino dan Minten, setiap  hari mereka selalu diberi makan, akan tetapi pak Sudamto tidak membawanya pulang agar insting memburunya tetap bagus. Setiap pagi ketika pak Sudamto pergi ke sawah, dibawakannya  makanan untuk kedua kucing itu, begitupun pada waktu siang dan sore harinya. Sisa makanan dirumahpun sering dia berikan, jadi 2 kucing itu tiap harinya selalu menjaga di pematang dan berkeliling sawah setiap sore hari, karena saat saat itulah hama tikus mulai beraktifitas untuk menyerang tanaman padi.

Untuk tempat tidur si kucing, pak Sudamto menyediakan zak plastik bekas yang dia letakkan pada semak semak dekat pematang sawah sehingga kedua kucing itu bisa beristirahat dan tidur dengan hangat dan nyaman. Jadi selama 3 bulan, otomatis sawah padi pak sudamto selalu dijaga oleh kedua kucing itu yang terus tumbuh dewasa hingga sekarang.

IKAN ASIN

Menurut pak Sudamto, dengan cara seperti itu hasilnya sangat mengejutkan, pekan lalu saja di setengah petak lahannya yang kurang lebih 800 meter 2 sudah bisa panen dan terjual 3 juta rupiah, itu semua dikarenakan padinya utuh dan tidak lagi diserang hama tikus. Padahal para petani yang lain banyak yang gagal panen. Dan sekarang kedua kucing itu dia pindah tugaskan untuk menjaga petak sawahnya yang lain dengan luas 3500 meter persegi.

Seperti  aturan sebelumnya, kedua kucing itupun tetap bertempat di sawah tanpa dibawa pulang, bahkan ketika dia sibuk membersihkan jerami yang ada di lahan sawahnya pun kucing kucing itu selalu menemaninya. Banyak dari teman temannya sesama petani yang sedang menebas padi heran dengan caranya itu dalam menjaga sawahnya dari gangguan hama tikus, yaitu dengan bantuan 2 ekor kucing.

Ngadirah, istri dari pak Sudamto yakin bahwa kucing meskipun hewan tak berakal dia tetaplah makhluk yang mempunyai perasaan, termasuk dalam membalas budi, buktinya mereka tiap hari dikasih makan nasi dan ikan asin ternyata mereka mau menjaga sawah. Tak hanya menjaga sawah, kedua kucing itu sekarang sudah seperti keluarga sendiri dan teman di setiap harinya.

Ikhwan, Tetangga rumah pak Sudamto mengatakan bahwa cerita kucing pengusir hama tikus tersebut membuat banyak petani dan warga desa merasa heran, itu karena kebanyakan kucing memang sulit untuk diajak bekerja sama untuk membantu  pekerjaan, akan tetapi kedua kucing itu justru sebaliknya, mereka sangat penurut.

Bu Widiyanti sebagai kepala dinas pertanian ketahanan pangan dan perikanan kabupaten Klaten mengatakan bahwa intensitas  serangan dari hama tikus  dalam bulan bulan terakhir ini memang sangat tinggi, untuk mengatasinya, berbagai upaya telah dilakukan mulai dari umpan racun, gropyokan, bahkan sampai membuat rumah burung hantu, dan selama musim tanam, upaya itu terus dilakukan.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel