Kisah Sepasang Kucing Pengusir Hama Tikus Di Sawah
Februari 12, 2020
Kucing adalah hewan yang menggemaskan, mereka mudah sekali
jinak dan akrab dengan manusia, akan tetapi tidak sedikit kucing yang nakal dan
suka membuat kesal. Pada umumnya, kucing ketika melihat mangsanya akan timbul
naluri berburunya, khususnya ketika melihat mangsa favoritnya, yaitu tikus.
akan tetapi tak jarang juga ada kucing yang malah seolah takut dan enggan untuk
memburu seekor tikus. Hal inilah yang membuat sebagian manusia merasa kesal
kepadanya.
Namun tidak demikian dengan sepasang kucing milik seorang
petani padi bernama Sudamto (69) di desa Krecek, Kecamatan Delanggu, Sleman. Ia
berhasil memanfaatkan ketangkasan sepasang kucingnya untuk mengusir hama tikus
di sawahnya. Bagaimanakah ceritanya? inilah kisah sepasang kucing pengusir hama tikus di sawah.
Cerita itu berawal tepatnya pada bulan Mei 2019, di awal
bulan Ramadhan. ketika itu pasangan Sudamto dan istrinya, Ngadirah (65) sedang
bekerja di sawah untuk melihat padi padinya yang baru ditanam beberapa pekan
yang lalu. Kedua pasangan suami istri penggarap sawah berukuran 2,5 petak itu
dikejutkan oleh ngeongan suara kucing di tepi sawahnya. Setelah dilihat
ternyata ada dua ekor kucing kecil yang sepertinya kehilangan induknya, mungkin
juga mereka dibuang pemiliknya di tepi sawah itu. Karena merasa iba dan
kasihan, maka didekatilah 2 ekor kucing itu.
Kata Sudamto, dia ingin memelihara kedua kucing itu asalkan
mau menjaga sawahnya dari serangan tikus, katanya pada selasa (16/7). Memang
akhir akhir ini hama tikus di desanya semakin mengganas, terutama sejak bulan
mei tahun ini. Banyak sekali lahan disekitar desanya yang diserang hama tikus
tersebut, bahkan sampai di kecamatan lainnya. Karena sebab itulah banyak petani yang gagal
panen dan tidak mampu menanam ulang dikarenakan habisnya biaya.
Karena kondisi itulah yang membuat niatnya menjadi bulat
untuk memutuskan memelihara kedua kucing kecil itu. Kucing jantan dan betina diberi
nama Mino dan Minten, setiap hari mereka
selalu diberi makan, akan tetapi pak Sudamto tidak membawanya pulang agar
insting memburunya tetap bagus. Setiap pagi ketika pak Sudamto pergi ke sawah, dibawakannya
makanan untuk kedua kucing itu,
begitupun pada waktu siang dan sore harinya. Sisa makanan dirumahpun sering dia
berikan, jadi 2 kucing itu tiap harinya selalu menjaga di pematang dan
berkeliling sawah setiap sore hari, karena saat saat itulah hama tikus mulai
beraktifitas untuk menyerang tanaman padi.
Untuk tempat tidur si kucing, pak Sudamto menyediakan zak
plastik bekas yang dia letakkan pada semak semak dekat pematang sawah sehingga
kedua kucing itu bisa beristirahat dan tidur dengan hangat dan nyaman. Jadi
selama 3 bulan, otomatis sawah padi pak sudamto selalu dijaga oleh kedua kucing
itu yang terus tumbuh dewasa hingga sekarang.
IKAN ASIN
Menurut pak Sudamto, dengan cara seperti itu hasilnya sangat
mengejutkan, pekan lalu saja di setengah petak lahannya yang kurang lebih 800
meter 2 sudah bisa panen dan terjual 3 juta rupiah, itu semua dikarenakan
padinya utuh dan tidak lagi diserang hama tikus. Padahal para petani yang lain
banyak yang gagal panen. Dan sekarang kedua kucing itu dia pindah tugaskan
untuk menjaga petak sawahnya yang lain dengan luas 3500 meter persegi.
Seperti aturan
sebelumnya, kedua kucing itupun tetap bertempat di sawah tanpa dibawa pulang,
bahkan ketika dia sibuk membersihkan jerami yang ada di lahan sawahnya pun
kucing kucing itu selalu menemaninya. Banyak dari teman temannya sesama petani
yang sedang menebas padi heran dengan caranya itu dalam menjaga sawahnya dari
gangguan hama tikus, yaitu dengan bantuan 2 ekor kucing.
Ngadirah, istri dari pak Sudamto yakin bahwa kucing meskipun
hewan tak berakal dia tetaplah makhluk yang mempunyai perasaan, termasuk dalam
membalas budi, buktinya mereka tiap hari dikasih makan nasi dan ikan asin
ternyata mereka mau menjaga sawah. Tak hanya menjaga sawah, kedua kucing itu
sekarang sudah seperti keluarga sendiri dan teman di setiap harinya.
Ikhwan, Tetangga rumah pak Sudamto mengatakan bahwa cerita
kucing pengusir hama tikus tersebut membuat banyak petani dan warga desa merasa
heran, itu karena kebanyakan kucing memang sulit untuk diajak bekerja sama untuk
membantu pekerjaan, akan tetapi kedua
kucing itu justru sebaliknya, mereka sangat penurut.
Bu Widiyanti sebagai kepala dinas pertanian ketahanan pangan
dan perikanan kabupaten Klaten mengatakan bahwa intensitas serangan dari hama tikus dalam bulan bulan terakhir ini memang sangat
tinggi, untuk mengatasinya, berbagai upaya telah dilakukan mulai dari umpan
racun, gropyokan, bahkan sampai membuat rumah burung hantu, dan selama musim
tanam, upaya itu terus dilakukan.